Mereka terjun ke laut, termasuk sang kapten kapal. Para korban melaporkan bahwa paling tidak ada dua ledakan. Salah seorang penumpang, Fikran Shafa Alam (18), mengatakan tak berselang lama selepas terdengar dentuman, asap hitam menyergap memenuhi bagian dalam kapal. Para penumpang merasa matanya perih karena asap, pemandangan terbatas. Lalu, disusul ledakan keras.
Di antara gulungan asap hitam pekat, para penumpang berjejal menuju pintu ke luar. Mereka saling dorong. Alam salah seorang korban berkisah, pada saat panik, terdengar teriakan-teriakan takbir, bercampur dengan teriak-teriakan tak jelas membuat suasana mencekam. "Asap sudah terhirup banyak, perih dan pengap," kata Alam.
Pukul 08.46 wib, petugas piket Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Utara yang bernama Wahyudin menerima laporan ada kapal terbakar di sebelah barat Pelabuhan Muara Angke.
Tanpa jeda, Wahyudin mengirimkan pesan berbunyi "Kendala: Posisi di tengah laut" ke Pos Muara Angke. Selang beberapa menit kemudian, tiga unit kapal pemadam dan satu unit fireboat diterjunkan.
Api yang melumat kapal tersebut baru berhasil dipadamkan pada pukul 11.30 wib. Selama usaha pemadaman, korban yang terbakar berhasil dievakuasi. Setelah benar-benar padam, kapal ditarik ke Pelabuhan Kali Adem Muara Angke. Korban tewas ditemukan. Mereka dibawa dengan kantong-kantong jenazah.
Hingga pukul 14.30 wib, sebanyak 20 kantong mayat dibawa ke Rumah Sakit Polri untuk diidentifikasi. Sampai saat ini, Kementerian Perhubungan mencatat korban meninggal mencapai 23 orang.
Sementara 17 korban lainnya masih belum ditemukan. Pagi ini pencarian korban akan kembali dilanjutkan. Sehingga jumlah korban tewas kemungkinan akan bertambah.